Sheikh Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon dalam sebuah pernyataan pada peringatan haul pendiri Republik Islam Iran hari Senin (2/6/2025) mengatakan, "Imam Khomeini mengangkat Iran yang otoriter menjadi Iran yang membantu pihak tertindas."
"Almarhum Imam [Khomeini] mengkristalkan nilai-nilai ketuhanan dan keimanan dalam masyarakat, dan nilai-nilai ini terus menjadi cahaya penuntun gerakan perlawanan dan pencarian kebebasan di kawasan," kata Sekjen Hizbullah Lebanon.
Naim Qassem menambahkan,"Imam Khomeini menentang dan memerangi penindasan, pendudukan, dan penganiayaan".
Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon terus menekankan peran penting Republik Islam Iran dalam mendukung Umat Islam, khususnya masalah Palestina, dengan menekankan, "Iran Islami di bawah kepemimpinan Imam Khomeini berdiri teguh di samping perlawanan untuk membebaskan Palestina dan Quds Sharif."
Mantan pejabat Tel Aviv akui Israel dipimpin oleh penjahat
Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Minggu menyerang Benjamin Netanyahu bersama kabinetnya, dan menggambarkan mereka sebagai massa yang mencoba menghancurkan masyarakat Israel dari dalam.
Ia menambahkan,"Masyarakat internasional harus tahu bahwa suara Israel yang sebenarnya bukanlah suara Itamar Ben-Gvir, Bezalel Smotrich atau Benjamin Netanyahu."
Olmert menyebut orang-orang ini tidak mewakili seluruh pemerintahan Israel, terutama mereka yang menyerukan kelanjutan kebijakan kelaparan di Gaza dan kekejaman harian terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Presiden Brasil: Israel melakukan genosida terhadap rakyat Gaza
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan,"Apa yang kita saksikan di Gaza bukanlah perang antara dua pasukan, melainkan pasukan yang sepenuhnya profesional yang membunuh wanita dan anak-anak di Jalur Gaza."
Da Silva sebelumnya menuduh pemerintah Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil yang terus berlanjut di Gaza, dan menekankan,"Kita tidak bisa tinggal diam dalam menghadapi penyimpangan (rezim) Israel di Gaza."
Jamaat-e-Islami kembali ke arena politik Bangladesh
Mahkamah Agung Bangladesh pada hari Minggu mencabut larangan terhadap partai Jamaat-e-Islami yang diberlakukan lebih dari satu dekade lalu oleh pemerintahan Sheikh Hasina.
Keputusan tersebut membuka jalan bagi partai Islam tersebut untuk secara resmi kembali ke arena politik dan berpartisipasi dalam pemilihan umum mendatang yang akan diselenggarakan pada bulan Juni tahun depan.
Pengacara Jamaat-e-Islami Shishir Muni menggambarkan pemungutan suara tersebut sebagai langkah menuju "sistem yang demokratis, inklusif, dan multipartai" di negara dengan mayoritas Muslim tersebut,
Ia menambahkan,"Kami berharap bahwa rakyat Bangladesh, terlepas dari identitas etnis atau agama mereka, akan memilih Jamaat-e-Islami dan parlemen yang bersemangat berdasarkan dialog yang konstruktif akan terbentuk."
Spanyol mendukung pembentukan negara Palestina
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares dalam pernyataannya mengatakan,"Kami mendukung pembentukan negara Palestina dengan ibu kota Yerusalem Timur".
Menteri Luar Negeri Spanyol menegaskan,“Perang di Gaza tidak memiliki tujuan lain selain mengubah daerah ini menjadi kuburan besar.”
Ia menambahkan, "Kami menuntut penangguhan perjanjian kemitraan dengan Israel (rezim) karena pelanggaran hak asasi manusianya."
Kunjungan Qalibaf ke Caracas bertujuan untuk menetralisir konspirasi Barat
Pada hari Minggu, Mohammad Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran dalam pernyataannya memandang perjuangan panjang Iran dan Venezuela melawan arogansi global sebagai titik temu antara kedua negara.
"Kunjungan delegasi parlemen Iran ke Venezuela dilakukan dengan tujuan untuk menetralisir konspirasi musuh," ujar Ghalibaf.
"Bahaya arogansi yang terus-menerus adalah bahwa ia selalu mencoba untuk menciptakan jarak antara negara-negara. Oleh karena itu, hari ini kita di sini berupaya menetralisir konspirasi mereka," tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa penerbangan dari Iran ke Venezuela memakan waktu 17 jam, tetapi hati kedua bangsa dekat satu sama lain.
"Kita memiliki musuh dan teman yang sama, jadi kita harus memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan hubungan bilateral lebih dari sebelumnya" pungkasnya..(PH)
Your Comment